Pages

Kamis, 27 Desember 2012

Kanker Lidah


Kanker Lidah


Kanker lidah dapat secara luas diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu kanker mulut, kanker rongga mulut dan kanker orofaringeal. Hal ini dapat mempengaruhi lidah seluruh atau hanya dasar lidah.
Penyebab kanker lidah sangat banyak. Semua kanker lidah jatuh dalam kelompok besar kanker biasa disebut kanker kepala dan leher. Jika kanker lidah adalah di bagian dua pertiga depan lidah, jatuh dalam subkelompok kanker mulut. Dan jika terutama di pangkal lidah, yang di tenggorokan, maka itu dianggap sebagai jenis kanker orofaringeal.
Kanker mulut adalah kanker dalam setiap bagian dari ruang lisan, dan termasuk bibir, pipi, langit-langit, lantai mulut, atau bagian depan dua-pertiga, bagian yang bergerak bebas lidah. Kanker termasuk kanker oropharyngeal yang terjadi di amandel, tenggorokan atau pangkal lidah.
Lidah adalah organ otot khusus yang menyediakan beberapa fungsi. Ini membantu kita dalam mengunyah makanan, membantu kita dalam menelan makanan dikunyah, dan sangat penting untuk berbicara. Lidah juga membantu untuk memindahkan air liur di sekitar rongga mulut, dan menjaga gigi bersih. Bagian depan bebas bergerak lidah melekat ke lantai ruang lisan oleh struktur yang fleksibel disebut frenum. Dan pangkal lidah, yang di bagian atas tenggorokan, adalah tetap dengan tulang yang disebut tulang hyoid. Jika kanker lidah di dasar lidah bermetastasis, dapat meluas ke tulang hyoid sendiri, mempersulit pengobatan dan pemulihan.
Permukaan lidah tampak merah muda-coklat, ditutupi oleh lapisan sel mukosa, dan kasar dalam penampilan. Penampilan kasar berasal dari adanya struktur bergelombang kecil di seluruh permukaan lidah yang disebut papila. Selain itu, pasokan yang kaya saraf terhubung ke rasa hanya di bawah permukaan. rasa didistribusikan di seluruh permukaan lidah. Setiap bagian dari lidah memiliki rasa seperti garam, manis, pahit dan asam.Beberapa pemicu pertumbuhan kanker di lidah antara lain:

* Merokok dan mengunyah tembakau
Ini dapat memicu berkembangnya pada sel skuamosa ditemukan pada permukaan lidah.

* Penyalahgunaan alkohol
Ini juga bertanggung jawab untuk memicu kanker lidah. Kemungkinan seseorang mulai terpengaruh jika ada anggota keluarganya telah memiliki kejadian kanker lidah yang cukup tinggi.


Gejala awal kanker lidah yang harus diwaspadai:
- Benjolan yang terdapat di lidah
- Lidah terasa terbakar
- Mudah berdarah
- Nyeri yang menjalar ketelinga
- Nyeri saat menelan
- Sulit menelan makanan
- Kesulitan untuk membuka mulut (trismus)
- Pembesaran kelenjar leher


Gejala kanker lidah harus ditanggapi dengan serius, untuk itu apabila anda mengalami gejala seperti yang ada pada di atas sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk di tangani lebih lanjut lagi.

Jumat, 21 Desember 2012

Diabetes


Mengetahui 10 Tanda & Gejala Diabetes Tipe-2



Diabetes memengaruhi sekitar 24 juta orang di AS, tetapi hanya 18 juta yang tahu bahwa mereka memilikinya.
Sekitar 90% penderita diabetes menderita diabetes tipe-2.
Diabetes sering disebut silent killer karena memiliki gejala yang samar. Cara terbaik untuk memastikan semuanya adalah dengan melakukan tes gula darah.
Tapi jika Anda memiliki gejala-gejala seperti berikut, segera periksakan diri ke pusat layanan kesehatan atau dokter:
1. Sering buang air kecil dan haus berlebihan
Sering terbangun malam hari untuk buang air kecil bisa menjadi gejala diabetes. Pada kondisi ini, ginjal bekerja sangat aktif untuk menyingkirkan kelebihan glukosa dalam darah.
Sedang rasa haus yang berlebihan adalah respon tubuh untuk mengisi cairan yang hilang akibat sering buang air kecil. Kedua gejala ini berjalan seiring sebagai mekanisme tubuh untuk menurunkan kadar gula darah.
2. Kehilangan berat badan
Kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan penurunan berat badan yang cepat, katakanlah 5-10 kilo selama dua atau tiga bulan (tapi ini bukan penurunan berat badan yang sehat).
Karena hormon insulin tidak mampu mengirim glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi, tubuh mulai memecah protein dari otot-otot sebagai sumber energi alternatif.
Ginjal juga bekerja ekstra untuk menghilangkan kelebihan gula, dan menyebabkan kehilangan kalori yang dapat membahayakan ginjal.
3. Kelaparan
Rasa lapar berlebihan adalah tanda lain dari diabetes. Ini terjadi akibat kadar gula yang tinggi namun tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan dalam proses metabolisme.
Ketika kadar gula darah tidak dapat masuk ke dalam sel, tubuh berpikir belum mendapatkan asupan makanan sehingga mengirim sinyal lapar untuk mendapatkan glukosa lebih banyak agar sel-sel dapat berfungsi.
4. Masalah kulit
Kulit gatal, dan kering, bisa menjadi tanda diabetes. Contoh lain adalah acanthosis nigricans yaitu penggelapan kulit di sekitar leher atau ketiak.
Orang yang memiliki kondisi ini sudah mengalami proses resistensi insulin meskipun gula darah mereka mungkin tidak tinggi.
5. Penyembuhan luka yang lambat
Infeksi, luka, dan memar yang tidak kunjung sembuh adalah tanda klasik diabetes. Hal ini terjadi karena pembuluh darah vena dan arteri rusak akibat jumlah glukosa berlebih.
Kondisi ini membuat darah sulit menjangkau daerah-daerah tubuh yang luka untuk memfasilitasi proses penyembuhan.
6. Infeksi jamur
Diabetes akan menurunkan sistem kekebalan tubuh secara umum. Tubuh menjadi rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi paling umum seperti jamur (candida).
Jamur dan bakteri mampu berkembang biak pesat di lingkungan yang kaya gula. Perempuan, khususnya, perlu waspada terhadap infeksi candida seperti keputihan.
7. Kelelahan dan mudah marah
Orang yang memiliki kadar gula darah tinggi, umumnya akan merasa tidak enak badan. Sering terbangun di malam hari untuk berkemih, akan membuat badan tidak segar keesokan harinya. Kondisi inilah yang membuat orang tersebut menjadi lelah dan mudah marah.
8. Penglihatan kabur
Penglihatan yang kabur atau sesekali seperti melihat cahaya berkedip merupakan akibat langsung dari kadar gula darah tinggi. Kadar glukosa tinggi mampu mengubah bentuk lensa dan mata.
Kabar baiknya gejala ini reversibel (bisa kembali normal) saat kadar gula darah kembali atau mendekati normal. Namun, kadar gula yang tidak terkontrol akan menyebabkan kerusakan permanen, bahkan kebutaan.
9. Kesemutan atau mati rasa
Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, bersama dengan rasa sakit terbakar atau bengkak merupakan tanda-tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh diabetes. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan neuropati (kerusakan saraf) permanen.
10. Hasil tes darah
Beberapa metode tes dapat digunakan untuk memeriksa diabetes, tapi hasil tes tunggal tidak pernah cukup untuk mendiagnosa diabetes (tes harus diulang).
Salah satu tes adalah tes glukosa plasma setelah puasa. Tes dilakukan untuk memeriksa gula darah setelah semalam (atau delapan jam) tidak makan.
Glukosa darah di atas 126 miligram per desiliter (mg/dL) pada dua tes yang berbeda akan berarti diabetes.
Glukosa darah normal adalah 99 mg/dL. Tingkat gula darah 100 sampai 125 mg/dL akan dianggap sebagai pradiabetes.

Kamis, 20 Desember 2012

Trombosit

Trombosit

Posted by About Laboratorium Kesehatan


Mengenal Trombosit

Trombosit dan cairan atau plasma darah adalah istilah yang sangat erat hubungannya dengan penyakit demam berdarah. Untuk menjalankan tugas dalam pembekuan darah, tubuh kita memerlukan trombosit. Trombosit akan segera menghentikan pendarahan jika tubuh kita mengalami luka atau pendarahan. Untuk itu diperlukan trombosit yang banyak.
Tubuh memerlukan jumlah sel keping darah normal sekitar 150.000 hingga 350.00/mm3. Istilah trombositopenia diberikan bagi mereka yang memiliki jumlah trombosit yang sedikit. Sementara kebalikannya adalah trombositosis.
Pada kasus demam berdarah, trombositopenia terjadi karena adanya kerusakan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus dengue. Keadaan ini diperparah karena trombosit yang ada digunakan untuk mengatasi pendarahan yang sudah terjadi.
Sementara plasma darah adalah cairan pada darah yang mengandung ion (elektrolit). Pada demam berdarah, plasma darah akan keluar dari pembuluh darah. Akibatnya, cairan dan elektrolit yang terkandung di dalam plasma akan dibawa keluar dari pembuluh darah yang mengakibatkan dehidrasi.
Trombosit untuk kekebalan tubuh
Trombosit merupakan komponen tubuh kita yang mengalir bersama dengan sel darah merah dan putih. Trombosit memiliki fungsi utama membekukan darah sehingga tidak banyak darah yang terbuang percuma saat terjadi pendarahan.
Namun ternyata trombosit juga memiliki fungsi lain.
Newscientist mengabarkan bahwa Dirk Busch dari University of Munich, Jerman mengungkapkan bahwa trombosit juga berfungsi untuk mendorong respon daya tahan tubuh. Dengan kata lain, trombosit juga berfungsi untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Pada saat terjadi luka, maka trombosit berkumpul pada luka dan membeku sehingga tertutup lukanya. Kemudian, trombosit tersebut mengarahkan bakteri ke limpa. Selanjutnya, bakteri tersebut ‘dikepung’ oleh sel-sel dendritik yang berfungsi sebagai sel daya tahan tubuh. Maka respon daya tahan tubuh itulah yang menghabisi bakteri!.. Dari penemuannya ini, Busch berharap bisa dapat mendorong trombosit untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Kamis, 13 Desember 2012

Sel Darah Putih (Leukosit)

Sel Darah Putih



Sel darah putih atau disebut juga leukosit (bahasa Inggriswhite blood cell, WBC, leukocyte) dan beredar di sistem peredaran tubuh manusia adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuhSel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.

Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringantertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.

Jumlah Leukosit (Sel Darah Putih)
Jumlah leukosit lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit. Pada laki-laki dan perempuan dewasa setiap mm kubiknya darah hanya terdapat kira-kira 4.500 sampai 10.000 jumlah butir. Leukosit mempunyai bentuk bervariasi dan mempunyai ukuran lebih besar dari eritrosit. Leukosit mempunyai inti bulat dan cekung. Sel-sel ini dapat bergerak bebas secara amuboid serta dapat menembus dinding kapiler (diapedesis).

Jenis Sel Darah Putih
Leukosit dapat dibedakan menjadi dua, yaitu leukosit granulosit ( plasmanya bergranula = basofil , eosinofil, neutrofil ) dan leukosit agranulosit ( plasmanya tidak bergranula = limfosit, monosit )

Pembentukan & Fungsi Sel Darah Putih
Leukosit dibentuk dalam sumsum tulang merah, limpa, kelenjar limpa, dan jaringan retikuloendotelium.  
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.

Rabu, 12 Desember 2012

Mengenal Jenis-Jenis Golongan Darah


Mengenal Jenis-Jenis Golongan Darah

Golongan darah adalah ciri khusus pada darah yang dilihat dari jenis antibody dan antigen yang dimiliki. Ciri khas ini ada karena terdapat perbedaan pada protein dan karbohidrat yang terletak pada permukaan membran sel darah merah. Penggolongan darah sendiri menggunakan penggolongan antigen ABO dan juga menggunakan Rhesus. Sebenarnya darah manusia tidak hanya memiliki antigen ABO dan faktor Rh saja, masih ada 46 antigen lain yang ada, namun semuanya itu tidak ada pola yang teratur dan tidak berpengaruh terhadap percampuran darah.

Penggolongan darah berdasarkan antigen ABO

Jenis golongan darah jika dilihat dari antigen ABO, akan terdapat empat jenis, yaitu:
  1. Golongan darah A
Golongan darah A memiliki tanda berupa sel darah merah yang disertai antigen A yang terletak di bagian membran sel. Golongan darah A akan bisa menghasilkan antibodi untuk antigen B di bagian serum darah. Untuk anda yang memiliki golongan darah A, anda hanya bisa menerima tranfusi darah dari golongan darah A dan O saja.
  1. Golongan darah B
Golongan darah B memiliki tanda berupa sel darah merah yang disertai antigen B yang terletak pada bagian permukaan sel darah merah. Untuk golongan darah B akan menghasilkan antibody untuk antigen A yang terletak dalam serum darahnya. Untuk anda yang memiliki golongan darah B, maka anda hanya bisa menerima tranfusi darah dari golongan darah B dan O saja.
  1. Golongan darah AB
Golongan darah AB memiliki tanda berupa sel darah merah yang disertai antigen A dan antigen B yang dapat menghasilkan antibody A atau B. Oleh karena itu anda yang memiliki golongan darah AB, maka anda bisa menerima tranfusi darah dari golongan darah AB, A, B dan O. Golongan darah AB bisa disebut juga resipien universal.
  1. Golongan darah O
Golongan darah O memiliki tanda berupa sel darah merah yang tidak memiliki antigen. Golongan darah O dapat memproduksi antibody untuk antigen A dan B sehingga golongan darah O disebut sebagai donor universal, dimana anda bisa mendonorkan darah anda untuk semua golongan darah. Sedangkan golongan darah O hanya bisa menerima golongan darah O saja.
Transfusi darah memang hendaknya dilakukan dengan golongan darah yang sama. Jika transfusi darah berbeda golongan darah maka akan terjadi reaksi yang disebut sebagai transfuse imunologis yang dapat mengakibatkan berbagai macam hal seperti syok, gagal ginjal, anemia hemolisis dan yang terparah adalah dapat menyebabkan kematian. Secara umum golongan darah yang mudah ditemukan adalah O, sedangkan yang paling sulit ditemukan adalah AB.

Penggolongan darah berdasarkan antigen Rhesus (Rh)

Jenis penggolongan darah yang lain adalah berdasarkan faktor Rh. Rhesus sebenarnya berdasarkan nama monyet berjenis rhesus yang diketahui pada 1940 oleh Karl Landsteiner. Darah yang memiliki faktor Rh pada sel darah merahnya disebut sebagai rhesus negatif (Rh-). Sedangkan yang memiliki faktor Rh disebut sebagai rhesus positif (Rh+). Dalam melakukan tranfusi darah, selain memperhatikan antigen ABO maka harus memperhatikan kecocokan rhesusnya untuk menjamin keberhasilan tranfusi darah. Perbedaan rhesus dapat menjadikan resipien menderita hemolisis. 

Senin, 10 Desember 2012

Sel Darah Merah


Sel darah merah


apakah sel darah merah itu? Bukankah darah itu memang berwarna merah? Sudah sangat jelas bahwa sel darah merah ya darah itu sendiri. Namun ternyata itu adalah suatu ungkapan yang tidak sepenuhnya benar dan sesederhana itu. Mari kita mengenal sel darah merah lebih dekat untuk mengetahui apa sebenarnya sel darah merah dan fungsinya bagi tubuh kita. Sel darah merah atau eritrosit adalah sel darah yang diproduksi terbanyak oleh tubuh manusia, jika dibandingkan dengan sel darah lainnya. Maka dari itu ketika tubuh terluka, maka cairan merah akan menjadi warna yang dominan keluar dari dalam tubuh kita.
sel darah merah

Fungsi sel darah merah sebagai pengedar oksigen

Jumlah sel darah yang sangat banyak ini tentu saja bukan tanpa tujuan. Jumlah yang banyak ini memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah membawa oksigen dan menyebarkannya ke seluruh sel dan jaringan tubuh. Sel darah merah ini diibaratkan sebagai pembawa ransum makanan untuk semua sel. Jika salah satu bagian tidak mendapatkan suplai oksigen, maka kestabilan tubuh tidak akan terjaga dan akibat fatal tidak bisa dielakkan. Bahkan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian.Kandungan utama sel darah merah adalah hemoglobin atau Hb. Bagian inilah yang sesungguhnya memiliki peran penting dalam proses penyebaran oksigen. Ia bertugas mengikat oksigen itu di paru-paru, di bagian alveoli kemudian membawanya ke seluruh tubuh karena dipompa oleh jantung.
fungsi sel darah merah
Jika oksigen yang dibawa dan disebarkan oleh sel darah merah adalah berasal dari paru-paru, maka sel darah merah diproduksi di salah satu bagian tubuh yang paling vital yakni sumsum tulang belakang. Bentuk sel darah merah sebenarnya adalah kepingan bulat dengan lekuk di tengah. Bentuk asli ini hanya bisa dilihat melalui mikroskop saja. Banyaknya kepingan tersebut tiap milimeter darah mengindikasikan keadaan tubuh. Jika kepingan tersebut jumlahnya kurang dari batas normal, tubuh akan mengalami apa yang dinamakan anemia. Pembentuk sel darah merah yang utama sehingga ia berwarna merah adalah zat besi. Maka dari itu supaya anda tidak anemia, dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi. Sedangkan penamaan eritrosit sebagai nama ilmiah itu berasal dari Yunani. Dalam bahasa Yunani, eritrosit berasal dari kata erythros yang artinya merah dan kytos yang artinya selubung atau sel.

Fungsi lain sel darah merah atau eritrosit

Fungsi sel darah merah utamanya adalah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh manusia. Namun selain itu sel darah merah juga dapat berfungsi sebagai tameng atau sebagai kekebalan tubuh manusia. Hemoglobin dalam sel darah merah bisa mengalami sebuah proses yang dinamakan lisis. Proses tersebut dilakukan ketika dihinggapi oleh pathogen.Hb yang merupakan kandungan utama dalam sel darah merah akan melepas radikal bebas, dimana zat ini akan menghancurkan membran sel pathogen atau bakteri lalu mematikannya. Selain itu sel darah merah dapat juga melancarkan peredaran darah. Hal ini dapat terjadi karena adanya senyawa S-nitrosothiol yang dilepaskan di saluran darah. Pelepasan senyawa ini akan membuat Hb dalam darah terdeoksigenasi yang menyebabkan pembuluh darah menjadi melebar. Berkat mekanisme ini, peredaran darah dapat menjadi lancar dan tidak ada organ tubuh yang kekurangan asupan oksigen.
Struktur Eritrosit

Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.

Pembentukan Eritrosit

Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam sirkulasi darah.

Eritrosit dalam tubuh dapat berkurang karena luka sehingga mengeluarkan banyak darah atau karena penyakit, seperti malaria dan demam berdarah. Keadaan seperti ini dapat mengganggu pembentukan eritrosit.

Masa Hidup Eritrosit


Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.

Kamis, 06 Desember 2012

4 Teknik Dalam Pemeriksaan Fisik


4 TEKNIK DALAM PEMERIKSAAN FISIK

Diposting Oleh Dwi Yoedhas Putra


1. Inspeksi
  • Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
2. Palpasi
  • Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
  • Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
  • Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
  • Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
  • Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.

3. Perkusi
  • Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.
  • Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.
Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :
  • Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
  • Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia.
  • Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar.
  • Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
4. Auskultasi
  • Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :
  • Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
  • Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
  • Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
  • Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :

1. Head to toe (kepala ke kaki)
  • Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
2. ROS (Review of System / sistem tubuh)
  • Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu : keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus.
3. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982
  • Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi : persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat, kognitif-pola perseptual, peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan.
4. DOENGOES (1993)
  • Mencakup : aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan dan cairan, hygiene, neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial, penyuluhan / pembelajaran.

Rabu, 05 Desember 2012

Prinsip-Prinsip Pendekatan Secara Holistik Dalam Konteks "Keperawatan"


PRINSIP-PRINSIP PENDEKATAN SECARA HOLISTIK DALAM KONTEKS KEPERAWATAN

A. Teori Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi. Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai, dan Isi terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem. Dalam mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus memahami teori tentang sistem. Karena teori tentang sistem akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada dalam sistem. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah sistem yang antara satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Sistem merupakan suatu komponen yang didalamnya memiliki subsistem yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Dalam keperawatan, teori sistem merupakan suatu kesatuan yang harus di pelajari oleh seorang perawat sehingga dapat diterapkan dalam proses pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dalam sistem ada beberapa subsistem yang saling mendukung. Dalam hal ini perawat harus mengetahui apa keluhan atau masalah yang dialami pasien di dalam kehidupan masyarakat, di sini seorang perawat harus tahu bagaimana mempelajari masalah yang timbul dalam kehidupan masyarakat karena persepsi setiap orang dalam menanggapi suatu masalah yang terjadi berbeda. Proses tindakan yang akan di lakukan perawat untuk mengubah masukan yang telah muncul dalam kehidupan masyarakat, perawat harus mengubah cara pikir dari masyarakat terhadap berbagai masukan yang muncul. Setelah memberikan pelayanan kesehatan perawat melihat dan memahami bagaimana cara dari anggota masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan serta dampak atau apa akibat yang timbul dalam masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan. Pasien akan memberikan Umpan balik terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan perawat, dan pasien akan bertanya atau memberikan kritik tentang suatu masalah yang di hadapi. Disamping itu juga, Perawat harus mengetahui bagaimana lingkungan kediaman dari pasien tersebut sehingga memudahkan perawat mengetahui apa sebernarnya yang dialami pasien sampai menyebabkan penyakit. Perlu di ketahui jika dalam suatu sistem telah kehilangan satu komponen maka sistem tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Suatu sistem akan berjalan dengan baik apabila di lakukan secara bertahap dan tetap berdasarkan tujuan.

1. Tujuan Sistem
Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu sasaran (objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Karena suatu system dikatakan berhasil jika mencapai tujuan dan dikatakan gagal jika tujuannya tersebut tidak tercapai.

2. Klasifikasi Sistem
a. Kesatuan atau Nonsumatisivitas
Suatu sistem yang dicirikan oleh sifat-sifat kesatuan. Keseluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian-bagiannya, dan merupakan cara yang lazim untuk mendefinisikan konsep ini (Wright dan Leahey, 18984, young, 1982).
b. Sistem Sosial
Sistem sosial ialah suatu model organisasi sosial, sistem sosial merupakan suatu sistem yang hidup, yang memiliki suatu sistem unit yang berbeda-beda dengan bagian-bagian komponennya dan dapat dibedakan dari lingkungan oleh suatu batas yang didefinisikan secara jelas. Parson dan Bales (1955), mendefinisikan suatu sistem sosial suatu sistem yang terdiri dari peran-peran sosial yang dilihat oleh interaksi dan saling ketergantungan satu sama lain. (Anderson & Carter, 1974).
c. Sistem Terbuka
Sistem yang dicirikan oleh tingkat interaksi sistem tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Sebuah sistem terbuka adalah terdapat dalam suatu lingkungan yang dengannya sistem tersebut berinteraksi, sistem terbuka tersebut memperoeh asupan dan terhadap lingkungan sistem tersebut memberikan keluaran. Interaksi lingkungan sangat penting bagi keberlangsungan hidup sistem tersebut ( Buckley, 1967). Berdasarkan definisi ini suatu sistem yang hidup adalah sestem terbuka.
d. Sistem Tertutup
Secara teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengna sistem terbuka, sistem ini tidak berinteraksi dengan lingkungan. Sebuah inti yang self complete, untuk kelangsungan hidupnya, sistem ini tidak tergantung kepada pertukaran lingkungan yang berlangsung terus-menerus. Karena belum ada sistem tertutup murni yang mendemonstrasikan dalam realita, tertutup menyatakan suatu kurangnya pertukaran energi yang melewati batas-batas suatu sistem(Parson & Bales, 1955).

3. Pendekatan Yang Dapat digunakan untuk Menerangkan Dalam Sistem
a. Prosedur
Prosedur yaitu “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Prosedur adalah “rangkaian operasi klerikal (tulis menulis), yang melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen yang digunakan untuk menjamin penanganan yang seragam.
b. Komponen/elemen
Komponen yaitu “kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem, dan sub-sub sistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa sub-sub sistem yang lebih kecil.


B. Konsep Berubah
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya ( Sullivan dan Decker,2001). Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada.
Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini melibatkan klien individu, keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai profesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan kesehatan.
Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan keterampilan baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat ini dari segi informasi baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan. Misalnya, orang yang kecewa menjadi marah dan berbuat negatif serta melakukan perilaku destruktif (Tomey,2000).
Bagi sebagian individu, perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat.
Perubahan muncul dalam beberapa macam, ada yang bersifat positif dan yang bersifat negatif. Perubahan positif dapat membawa pandangan individu menjadi lebih berkembang, menjadi lebih luas cara berpikirnya. Perubahan negatif dapat menyebabkan individu menjadi menurun atau terfokus pada hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri.
Perawat harus mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan dari individu sehingga memudahkannya untuk mengetahui apakah perubahan yang terjadi pada pasien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Disamping itu perubahan yang terjadi pada seorang pasien bergantung pada bagaimana sikap seorang perawat melakukan pelayanan kesehatan. Contohnya, dalam memberikan pelayanan kepada seorang pasien yang sedang sakit parah. Peran seorang perawat disini sangat penting, karena seorang pasien yang sakit parah sangat membutuhkan banyak dukungan bahkan perhatian baik dari keluarganya maupun dari perawat itu sendiri. Tapi jika sikap seorang perawat itu tidak memperhatikan apa yang sedang dibutuhkan pasien tersebut maka dalam hal ini, seorang perawat di anggap gagal dalam melakukan pelayanan terhadap pasien. Karena salah satu bagian yang sangat penting, ketika menjadi seorang perawat adalah bagian dari melayani.
Ketika kita melayani dengan sungguh-sungguh kepada seseorang (pasien), tanpa melihat latar belakang dari orang (pasien) tersebut, itu dapat di ibaratkan kita sedang melayani Tuhan. Karena jika kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, maka dampak yang akan kita peroleh juga terutama kita sebagai seorang perawat, lebih besar dan akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.
1. Kecepatan Perubahan
Kecepatan suatu perubahan akan meliputi berbagai aspek di antaranya :
a. Jenis dan kecepatan suatu perubahan akan mempengaruhi sistem respon terhadap perubahan itu sendiri,
b. Perubahan yang terjadi dengan cepat memungkinkan seseorang resisten terhadap perubahan,
c. Perubahan yang sangat lambat, biasanya diasumsikan sebagai yang mudah untuk diimplementasikan.
2. Pola Perubahan
Pola perubahan meliputi :
a. Perubahan dapat berlangsung terus menerus , kadang-kadang, atau jarang,
b. Perubahan yang dapat diprediksi menungkinkan adanya persiapan, tetapi yang bersifat tiba-tiba atau tidak dapat diperkirakan akan sulit merespon secara efektif,
c. Perubahan yg tiba-tiba akan sulit untuk ditangani.
3. Karakteristik Perubahan
Karakteristik perubahan yaitu :
a. Tidak semua perubahan itu sama,
b. Tidak dapat dianalisis bersama-sama,
c. Berbeda : jenis, intensitas, pola,dan kecepatan.
4. Alasan Perubahan diperlukan
Alasan mengapa perubahan itu diperlukan dalam praktek keperawatan yaitu:
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi perawat dan klien,
b. Meningkatkan profitability,
c. Meningkatkan kinerja ,
d. Memberikan kepuasan bagi individu dan kehidupan sosialnya.


C. Konsep Holistic Care : Caring, Holisme, Humanisme.
1. HOLISTIK CARE
Klinik Keperawatan Terpadu HOLISTIC CARE merupakan klinik yang dikelola oleh Fakultas IlmuKeperawatan Universitas Indonesia. Pembentukan klinik ini merupakan bagian dari program strategis pengembangan fakultas dalam upaya untuk mengembangkan terapi modalitas keperawatan danmenerapkan ilmu-ilmu keperawatan dalam bentuk pengabdian terhadap masyarakat dalam bidang kesehatan. Pelayanan pada klinik HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat diselesaikan dengan pemberian obat semata. Pelayanan keperawatan holistik memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial danspiritual yang saling mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan dengan memanfaatkan teknologi perawatan moderen maupun beragam terapi alternatif ataupun komplementer, tetapi juga pelayanan konseling dan promosikesehatan untuk semua tahapan usia.
2. HOLISME
Holisme, bila ditelusuri dari akarnya berasaldari konsep Aristoteles (filosof dari Yunani),Baruch Spinoza (filosof Belanda), dan WilliamJames (filosof dan psikolog dari Amerika), yangberkaitan dengan pergerakan Gestalt sebelumperang dunia
Konsep holisme selalu mengemukakan bahwa organisme merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan terbagi-bagi dalam bagian-bagian. Pikiran dan tubuh bukan merupakanbagian yang terpisah, tetapi merupakan satubagian yang utuh, dan apabila terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruh pada keseluruhan.
Konsep humanisme yang diusung oleh Abraham Maslow mengemukakan bahwa yang menentukan keberhargaan seorang manusia adalah kapasitas atau kemampuannya untuk dapat merealisasikan diri. Teori humanistic percaya bahwa manusia memiliki potensi diri untuk sehat dan kreatif, jika kita mau menerima tanggung jawab bagi kehidupan dirikita sendiri. Menurut Maslow dalam hirarki kebutuhan,manusia dapat mencapai puncak dari kebutuhan yaitu aktualisasi diri jika kebutuhan-kebutuhan dasar sudah terpenuhidengan baik. Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan fisiologis,kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai dan mencintai, dan kebutuhan akan harga diri. Rogers berpendapat bahwa manusia dipandang dengan unconditional positiveregards. Pandangan ini selalu memandangbahwa manusia dapat berfungsi secara utuh,sehingga pada akhirnya dapat menerima diri kemudian dapat merealisasikan diri nya dengan baik.
3. HUMANISME
Perkembangan psikologi humanistik tidaklepas dari pandangan psikologi holistik danhumanistik. Pekembangan aliran-aliranbehaviorisme dan psikoanalisis yang sangatpesat di Amerika Serikat ternyata merisaukanbeberapa pakar psikologi di negara itu. Mereka melihat bahwa kedua aliran itumemandang manusia tidak lebih darikumpulan refleks dan kumpulan naluri saja. Mereka juga menganggap kedua aliran itumemandang manusia sebagai makhluk yangsudah ditentukan nasibnya, yaitu olehstimulus atau oleh alam ketidakkesadaranmanusia.Dan yang tidak kalah penting,mereka berkesimpulan bahwa kedua aliran itumenganggap manusia sebagai robot atausebagai makhluk yang pesimistik dan penuh masalah. Humanistik mengatakan bahwa manusiaadalah suatu ketunggalan yang mengalami,menghayati dan pada dasarnya aktif, punyatujuan serta punya harga diri. Karena itu,walaupun dalam penelitian boleh sajadilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa manusia, namun dalam penyimpulanya, manusia harus dikembalikan dalam kesatuan yang utuh. Pandangan seperti ini adalah pandangan yang holistik.


D. TRANSCULTURAL NURSING
1. Pengertian
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,
masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara
umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan
bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

2. Konsep dalam Transcultural Nursing
a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
d. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
e. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia.
g. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
h. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
i. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
k. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan
untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

3. Keperawatan Transkultural dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya.
2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat diperlukan untuk menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dengan klien.
3. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat mengidentifikasi tindakan yang dibutuhkan untuk mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan atau bahkan mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya baru.
4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.
5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan dan pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural.

Selasa, 04 Desember 2012


Alat-alat untuk Perawatan



Alat-alat yang dipergunakan untuk perawatan baik di rumah atau di rumah sakit 
dapat dikelompokan menjadi :

I.                                  
1.     Alat Pembalut Luka
a.   Plester
Fungsi : untuk menutupi luka dilengkapi pelekat
Berdasarkan bahannnya Plester dapat dibagi ke dalam 7 macam, yaitu :

No.
Nama Bahan
  Nama Alat Kesehatan
1.
ZnO
Leukoplas
2.
Elastik
Handyplas, Band Aid, Elastikon
3.
Sutera
Leukosilk
4.
Rayon
Microfore, Dermisel
5.
Kertas
Leukopor, Dermilite
6.
Plastik
Leukofix, Transfor
7.
Plastik Waterprof
Setonplast, Blenderm


b.   GAAS (B. Belanda), Kasa (B. Indonesia)
Bentuk berupa kain jarang-jarang, seperti ram kawat.
Gaas atau kain kasa dapat digolongkan ke dalam :
1.     Gaas Steril, (Kasa Hydrofil Steril) yang paling banyak digunakan adalah ukuran 18 x 22 cm
2.    Dressing (penutup luka) ukuran 7,5 cm x 7,5 cm dan 10 cm x 10 cm
3.    Gaas yang berisi bahan obat.
Yang sudah banyak dikenal adalah :
Ø  Sofra-tule : Gaas steril berisi Soframisin
Ø  Bacti gras : Gaas steril berisi Chlorhexadine dalam parafin
Ø  Actisorb : Gaas steril berisi Charcoal
Ø  Petronet : Gaas steril berisi Parafin Jeli
4.    Verband (Pembalut)
Verband digolongkan ke dalam beberapa bagian, yaitu :
Ø  Kasa Hidrofil (Bandage Gauze) kain kasa panjang untuk membalut luka.
Ø  Pembalut Elastis (Elastic Bandage)
Ø  Pembalut Leher, untuk menopang kepala dan membatasi gerak dari tulang leher
Ø  Pembalut Gips, kain kasa dilengkapi kalsium setelah dibalut dibasahi air hangat agar mengeras untuk penderita patah tulang.


2.   Alat Perawatan Pasien
a.    Warm Water Zak (Beld.) Hot Water Botle (Ing.) Botol Panas/ Buli-buli Panas.
Bentuk  : berupa kantung dari karet dengan tutup di ujungnya, diisi air panas.
Fungsi : untuk kompres panas 





















b.   Ijskap (Beld.) Ice Bag (Ing.) Eskap (Ind.)
Bentuk  : berupa kantung dari karet dengan tutup di tengahnya, diisi pecahan es batu
Fungsi : untuk kompres dingin.














c.   Bors Pomp (Beld.) Breast Pump and relieve (Ing.) Pompa Susu (Ind.)
Fungsi : untuk membantu memompa air susu keluar dari payudara wanita yang sedang menyusui.









d.   Tapelhoed atau Tapelhoedje (Beld.) Nipple Shield (Ing.) Pelindung Puting Susu
Fungsi : untuk melindungi putting susu yang lecet pada waktu menyusui sehingga si bayi dapat menghisap air susu melewati alat tsb.








e.   Windring (Beld.) Air Cusion (Ing.)
Bentuk : berupa alat yang terbuat dari karet berbentuk lingkaran seperti ban mobil, diameter dalam 13,5 cm luar 40 cm
Fungsi : sebagai tempat duduk pada penderita wasir/ ambeien.













f.    Colostomy Bag
Fungsi : untuk menampung feses pada pasien setelah operasi colon (pembedahan usus buatan melalui otot dan kulit perut)




g.   Urinal
Fungsi : untuk menampung urine pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.
Jenisnya :
Ø  Urinal male : untuk pasien laki-laki








Ø  Urinal female : untuk pasien wanita 













h.    Bedpan
Fungsi : untuk menampung feses pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.














i.     Pus basin, Emesis basin
Fungsi : untuk menampung muntah, nanah, kapas bekas dll. 










j.     Instrument Tray atau paratus
Fungsi : tempat menyimpan alat-alat perawatan.

II.      Alat Untuk Tindakan Medis

a.    Gloves (Ing.) Handschoen (Beld.) Sarung Tangan
Fungsi : untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan sekeliling

b.   Cathether
Fungsi : untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
Jenisnya :
Ø  Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
Ø  Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
Ø  Balloon Cathether/ Foley Cathether  : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon dengan cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak copot.


c.   Urine Bag
Fungsi : untuk menampung urine yang dihubungkan dengan Balloon Cathether/ Foley Cathether untuk mengeluarkan/ pengambilan urine pada sistem tertutup

d.   Stomach Tube (Ing.) Maag Slang/ Maag Sonde (Beld.)
Fungsi :
Ø  untuk mengumpulkan cairan/ getah lambung,
Ø  untuk membilas/ mencucui isi perut,
Ø  untuk pemberian obat-obatan.


e.   Feeding Tube
Fungsi : untuk nutrisi/ pemberian cairan makanan melalui mulut atau hidung.



f.    Mucus Extractor atau Suction Cathether (Ing.) Slimzuiger (Beld.)
Fungsi : untuk menyedot lendir dari trakhea bayi baru lahir

g.    Wing needle

                   Fungsi : sebagai perpanjangan vena untuk pemberian cairan infus atau obat intra   
                   vena dalam jangka lama.





h.   Infusion set
Fungsi : selang untuk pemberian cairan infus 


i.    Tranfusion Set
Fungsi : untuk pemberian tranfusi darah



j.     Spuit / Syringe
Fungsi : untuk menyuntik



k.    Injection Needle (Ing.) Jarum Suntik
Fungsi : untuk menyuntik digabungkan dengan alat suntik (Spuit = Syringe).



l.     Gliserin Syringe (Ing.) Glyserin Spuit(Beld.) Spuit Gliserin
Fungsi : untuk menyemprotkan lavement/ clysma melaui anus  cairan yang sering digunakan adalah gliserin atau larutan sabun.

m.   Currete

     Fungsi : untuk membersihkan rahim pada pasien abortus/ keguguran




IV.      Alat Untuk Diagnosa Penyakit
a.    Buku test buta warna/ Ishihara’s Test for colour Blindness
Fungsi : memeriksa buta warna
b.    Chart Vision Snellen
Fungsi : memeriksa visus/ ketajaman penglihatan
c.    Reflex Hamer
Fungsi : memeriksa kemampuan refleksi dari bagian tertentu tubuh kita, misalnya lutut.
d.    Tongue depressor/ Tongue Blade (Ing.) Tong spatel (Ind.)
Fungsi : untuk menekan lidah agar dapat memeriksa/ melihat kelainan pada
tenggorokan, misalnya amandel. Faringitis dll.
e.    Laringeal mirror
Fungsi : untuk memeriksa/ melihat keadaan dalam mulut/ tenggorokan 


f.    Clinical hermometer (Ing.) Thermometer klinik (Ind.)
Jenisnya :
Ø  Thermometer klinik non elektronik (air raksa)
Ø  Thermometer klinik elektronik
Fungsi : mengukur susu tubuh/ badan

g.    Stethoscope
Jenisnya :
Ø  Obstetrical Stethoscope/  Stethoscope monoaural (Ing.) Stethoscope bidan
Fungsi : untuk mendengar bunyi jantung bayi dalam kandungan ibu hamil

Ø  Stethoscope binaural (bagian yang ditempelkan di telinga)
Fungsi : untuk mendengar bunyi organ tubuh mis. jantung, paru-paru dll
h.    Sphygmomanometer
Fungsi : untuk mengukur tekanan darah
Jenisnya :
Ø  Mercurial Sphygmomanometer/ Tensi meter air raksa

Ø  Anaeroid Sphygmomanometer/ Tensi meter tanpa air (memakai jarum)



Ø  Electical Sphygmomanometer
Ø  Automatic Sphygmomanometer/ /Tensi meter tanpa dipompa

i.     Speculum
Speculum atau specula (= bentuk jamak) adalah alat yang dimasukkan ke dalam liang rongga tubuh yang kegunaannya adalah untuk memeriksa/ melihat bagian yang berada di dalam liang rongga tsb.
a.    Nasal Speculum
Fungsi : untuk memeriksa rongga hidung

b.    Ear Speculum

Fungsi : untuk memeriksa rongga telinga
c.    Rectum Speculum
Fungsi : untuk memeriksa lubang anus/

 rektal
d.    Vaginal Speculum
Fungsi : untuk memeriksa lubang vagina

Alat-alat Bedah
  1. Scalpel (Beld.) Bistoury/ Bistouries (Ing.)  Pisau operasi (Ind.)
Istilah lain yaitu :
a.  Scalpel Blade : pisau operasi
   Fungsi : pembedahan
b.  Scalpel Handel pegangan pisau operasi
   Fungsi : pegangan pisau operasi
  1. Gunting
Gunting merupakan alat untuk memotong. Jenis-jenis gunting antara lain :
a.  Bandage Scissors (Ing.) Verbandschaar (Beld.) gunting verband atau Gaas
   Fungsi : memotong verband atau kain kasa
b.  Surgical Scissors gunting operasi
   Fungsi : gunting untuk pembedahan
c.   Dissecting Scissors
Fungsi : gunting untuk memotong jaringan tubuh untuk keperluan praktek.

  1. Forceps
Forceps merupakan alat yang terdiri dari 2 keping yang saling berhadapan yang dapat dikontrol (dijepitkan dan dilepaskan) yang digunakan untuk menjepit atau memegang benda.
a.  Thumb Forceps atau Dissecting Forceps (Ing.) Anatomische  pinset (Beld.) Pinset anatomis (Ind.).
   Ciri-ciri : bagian dalam kedua belah ujungnya bergaris-garis horisontal.

b.  Surgical Forceps atau Tissue Forceps (Ing.) Chirrurgical pinset (Beld.) pinset operasi.
   Ciri-ciri : ujung piset keduanya bergigi.
c.   Cilia pinset atau Cilia Forceps
   Fungsi : untuk menjepit/ mencabut rambut.
d.  Suture Clip Applying Forceps ataut Pinset Agrave
Fungsi : untuk menjepitkan clip pada luka sehingga luka tidak terbuka.
e.  Klem
Klem atau Clamp adalah alat untuk menjepit (memegang dan menekan) suatu benda.
Jenis-jenis klem antara lain :
a)         Arterie klem (Beld.) Artery Forceps (Ing.)
Arteri klem tergolong alat seperti pegangan gunting dengan cantelan.
   Fungsi : untuk menjepit pembuluh darah arteri.
Arteri klem dapat digolongkan ke dalam dua bagian
Ø    Kocher : ujungnya bergigi

Ø    Pean : ujungnya tidak bergigi


b)        Peritoneum forceps
   Fungsi : untuk menjepit jaringan selaput perut. 

  1. Needle Holders (Ing.) Naald Voerder (Beld.)Fungsi : untuk menjepit jarum jahit (hechtnaald) serta menjahit luka terbuka seperti luka kecelakaan atau pembedahan.
  1. Hecht Naald (Beld.) Surgical Needles atau Suture Needles (Ing.) jarum jahit
Fungsi : jarum untuk menjahit luka
Jenis-jenis jarum jahit
Ø  ujungnya bulat untuk menjahit otot
Ø  ujungnya segi tiga untuk menjahit kulit


  1. Suture (Ing.) Benang Bedah
Benang bedah dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu :
    1. Yang dapat diabsorbsi jaringan tubuh.
Menurut bahannya terdiri dari :
Ø  Collagen yang berasal dari jaringan usus sapi, sub mukosa kambing, usus kucing. Sampai sekarang disebut Catgut (usus kucing)
Catgut dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu :
-       Catgut Plain
-       Catgut Chromic
Catgut Chromic adalah Catgut Plain yang dilapisi oleh chromium sehingga daya kekuatan mengikatnya lebih lama.
Ø  Polygiactin 910 conrtoh : Vicryl
Ø  Polygiactin acid conrtoh : Dexon

    1. Yang tidak diabsorbsi tubuh.
Jenisnya yaitu :
Ø  Linen dari rami
Ø  Sutera, dalam bahasa Belanda : Zijde Dalam Bahasa Inggris Silk
Ø  Polyamide (Nylon)